Penyakit autoimun mungkin terdengar asing, tapi nyatanya kondisi ini semakin sering terjadi, bahkan pada usia muda. Autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi kita dari virus dan bakteri malah menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Akibatnya, muncul berbagai keluhan seperti nyeri sendi, kelelahan ekstrem, gangguan pencernaan, atau bahkan kerusakan organ.
Sayangnya, banyak orang belum tahu apa saja penyebab autoimun. Padahal, memahami pemicunya bisa membantu kita lebih waspada dan menjaga kesehatan sejak dini. Berikut lima faktor yang paling sering dikaitkan dengan munculnya penyakit autoimun.
1. Faktor Genetik
Salah satu penyebab autoimun yang paling umum adalah faktor keturunan. Jika kamu memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit autoimun seperti lupus, diabetes tipe 1, atau rheumatoid arthritis, risiko kamu pun bisa meningkat.
Namun, genetik bukanlah satu-satunya faktor. Banyak orang yang memiliki riwayat keluarga tapi tetap sehat karena menjalani gaya hidup yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Artinya, meski kamu memiliki potensi bawaan, kamu tetap bisa mengurangi risikonya.
2. Infeksi Virus atau Bakteri
Beberapa jenis infeksi, terutama yang berat atau berlangsung lama, bisa memicu respons imun yang berlebihan. Virus seperti Epstein-Barr atau bakteri tertentu bisa menyebabkan sistem imun salah mengenali jaringan tubuh sendiri sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh mulai menyerang dirinya sendiri.
Kalau kamu pernah mengalami infeksi serius, penting untuk memperhatikan kondisi tubuh setelahnya. Jangan abaikan gejala seperti cepat lelah, nyeri otot, atau masalah kulit yang terus muncul berulang.
3. Paparan Zat Kimia dan Lingkungan
Zat berbahaya seperti pestisida, logam berat, atau polusi udara juga bisa jadi pemicu autoimun. Paparan ini dapat mengganggu kerja sistem kekebalan tubuh dan memicu peradangan kronis.
Ini adalah salah satu penyebab autoimun yang sering tidak disadari, karena efeknya baru terasa setelah paparan dalam jangka waktu lama. Mulai sekarang, lebih baik berhati-hati dengan bahan kimia di sekitar kita. Pilih makanan yang lebih alami, kurangi paparan asap rokok, dan jaga kebersihan lingkungan.
4. Perubahan Hormon
Fakta menarik: sekitar 80% penderita autoimun adalah wanita. Ini menunjukkan bahwa hormon, terutama estrogen, bisa memengaruhi kerja sistem imun. Gejala autoimun sering muncul saat terjadi perubahan hormon drastis, misalnya saat hamil, menstruasi, atau menopause.
Kalau kamu perempuan dan merasa sering mengalami gejala aneh seperti kelelahan, nyeri sendi, atau masalah kulit tanpa penyebab jelas, ada baiknya mulai waspada dan konsultasi dengan tenaga medis.
5. Stres Kronis
Stres adalah bagian dari hidup, tapi kalau berlangsung terlalu lama tanpa dikelola, bisa berdampak serius pada tubuh. Stres kronis memicu produksi hormon kortisol berlebih, yang dalam jangka panjang bisa mengganggu keseimbangan sistem imun.
Banyak kasus autoimun muncul setelah seseorang mengalami tekanan emosional atau stres berkepanjangan. Karena itu, penting banget menjaga kesehatan mental. Coba luangkan waktu untuk istirahat, lakukan hal-hal yang kamu sukai, dan jangan ragu minta bantuan kalau sedang merasa kewalahan.
Penutup: Kenali dan Cegah Sejak Dini
Penyebab autoimun bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Bisa karena genetik, infeksi, lingkungan, hormon, atau stres. Tapi kabar baiknya, banyak hal masih bisa kita kendalikan. Gaya hidup sehat, manajemen stres yang baik, dan kesadaran terhadap sinyal tubuh bisa jadi langkah awal untuk mencegah atau mengendalikan autoimun.
Tubuh kita selalu memberi tanda saat ada yang tidak beres. Yuk, lebih peduli dan sayangi diri sendiri dengan mengenali penyebab autoimun dan menjaga keseimbangan tubuh setiap hari. Karena semakin kamu kenal tubuhmu, semakin mudah untuk menjaganya tetap sehat.