Mengenal Kampung Lali Gadget dari Achmad Irfandi

Gadget adalah perangkat elektronik yang bisa terhubung ke internet, sehingga penggunanya bisa mengakses berbagai macam informasi hingga hiburan dengan lebih mudah. Kita bahkan bisa mencoba berbagai permainan modern melalui gadget. Sayangnya pada beberapa kasus memberikan akses gadget kepada anak tanpa membatasi screen time membawa dampak negatif. Salah satunya anak jadi enggan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan mudah emosi.

Kecanduan gadget pada anak tentunya membuat sebagian besar orang dewasa khawatir. Salah satunya sosok Achmad Irfandi yang akhirnya bergerak membuat program Kampung Lali Gadget atau KLG. Nah, di artikel kali ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk mengenal Kampung Lali Gadget beserta pendirinya. Yuk simak sampai akhir!

Apa Itu Kampung Lali Gadget?

Kampung Lali Gadget atau disingkat KLG adalah tempat bermain permainan tradisional untuk anak-anak. Dengan begitu, anak-anak bisa melupakan gawainya sejenak dan berinteraksi dengan teman sebayanya melalui berbagai permainan tradisional yang membahagiakan.

Kampung lali Gadget berlokasi di Bender, desa Pagerngumbuk, kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kampung yang penuh dengan berbagai permainan tradisional ini berdiri sejak tanggal 1 April tahun 2018. Penggerak atau pendirinya tentu saja yang sudah saya sebutkan sebelumnya, yaitu Achmad Irfandi.

Tak hanya memperkenalkan anak pada permainan tradisional saja. Program yang berjalan pada KLG juga mampu mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, hingga edukasi satwa. Jadi, selain mengurangi kecanduan gawai, KLG juga membantu anak mengenal budaya serta permainan tradisional.

bermain permainan tradisional di kampung lali gadget
sumber gambar: http://iniklg.com/

Deretan Keunikan di Kampung Lali Gadget

Ada apa saja sih di kampung lali gadget? Berikut beberapa keunikan dari kampung lali gadget:

1. Dilarang Membawa Gadget Saat Bermain

Mengingat tujuan dari kampung ini supaya anak tidak kecanduan gadget. Jadi, ketika akan bermain, kita tidak boleh membawa gadget. Dengan begitu, kita bisa mengikuti seluruh kegiatan yang ada di sana. Ya, di sini tidak hanya anak usia 1 tahun hingga SMA saja. Orang tua anak dan orang dewasa (umum) pun bisa bermain dan melakukan aktivitas seru.

2. Banyak Jenis Kegiatannya

Di Kampung Lali Gadget ada banyak jenis kegiatan yang bisa diikuti oleh anak-anak maupun orang dewasa yang rindu permainan tradisional juga suasana perkampungan yang khas. Kita bisa main di sawah, di taman, di kebun, hingga di sungai. Pokoknya bermain bersama banyak orang di alam sekitar yang asri

Berbicara tentang permainan tradisional di KLG, dalam 5 tahun terakhir sudah berhasil menghidupkan kembali 120 jenis permainan klasik atau kita lebih mengenalnya dengan sebutan jadul (jaman dulu). Contohnya main kelereng, gasing, dakon (congkak), bola bekel, egrang, bakiak, layang-layang,  dan masih banyak yang lainnya.

3. Bukan Sekadar Bermain

Tak sekadar bermain saja, kita sebagai pengunjung bisa ikut proses membuat mainan tradisional tersebut. Kampung Lali Gadget memanfaatkan benda-benda alam sekitar dalam membuat mainan. Contohnya saat membuat egrang dan bakiak, mereka menyediakan bahan baku bambu yang memang melimpah di kampung tersebut.

edukasi budaya dan permainan tradisional
http://iniklg.com/

Ada juga pembuatan jenis mainan tradisional lainnya yang terbuat dari pohon atau gedebong pisang. Karena pada dasarnya, seluruh bagian pohon pisang bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan. Misalnya membuat mobil-mobilan, timbangan, kuda lumping, senapan dan berbagai macam mainan lainnya. Anak-anak juga bisa belajar untuk membuat dan menyiapkan makanan mereka sendiri.

Dengan kata lain, saat kita bermain permainan tradisional dan melakukan aktivitas lainnya di KGL, kita juga sedang belajar toleransi, tenggang rasa, cara menghargai teman, dan melatih fisik atau berolahraga secara tidak langsung. Karena di sana kita akan diajak untuk lebih banyak bergerak, seperti turun main lumpur, nandur di sawah, dan lainnya.

klg
sumber gambar: http://iniklg.com/

 

4. Tidak Dikenakan Biaya untuk Kegiatan di Akhir Pekan

Berapa biaya tiket masuk Kampung Lali Gadget? Mungkin itu salah satu pertanyaan yang banyak ditanyakan. Sebagai informasi, untuk seluruh kegiatan yang diadakan di pekan itu gratis. Bahkan kita bisa membayar parkir secara sukarela. Namun, apabila ada sekolah atau komunitas yang ingin berkegiatan di KLG saat weekdays atau hari kerja, maka terdapat sejumlah biaya.

Pengelolaan setiap dana yang masuk dilakukan oleh Yayasan KLG yang juga diketuai oleh Irfandi. Oh iya, jika ingin berkunjung ke sana, kamu harus mengisi formulir pendaftarannya dulu. URL pendaftaran terdapat di link bio akun instagram official @kampunglaligadget.

Mengenal Achmad Irfandi dan Perkembangan Kampung Lali Gadget

Kampung Lali Gadget lahir dari buah pemikiran pemuda Sidoarjo bernama Achmad Irfandi yang lahir pada tanggal 12 Mei 1993. Irfandi adalah lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas negeri Surabaya pada tahun 2016. Di tahun 2021, beliau mendapatkan gelar Magister di bidang yang sama dan dari universitas yang sama juga.

Pemuda asli desa Pagerngumbuk ini mencetuskan program KLG ini sejak 1 April 2018. Nah, pada tanggal 3 Agustus 2018, Irfandi berhasil meyakinkan perangkat desa untuk meminjamkan lahan seluas 45 x 50 meter pada proyek KLG. Selain itu, beliau juga memberdayakan warga sekitar dalam hal membuat mainan dan menjualnya. Bahkan turut meningkatkan perekonomian warga kampung karena mereka juga bisa menjual makanan dan minuman untuk pengunjung. Di tahun 2020, KLG sudah berbadan hukum.

achmad irfandi
sumber gambar: http://iniklg.com/

Deretan Pemicu Achmad Irfandi Mendirikan KLG

Di tahun 2018 lalu, Irfandi dikunjungi oleh temannya.  Yang mana mengajaknya untuk mengadakan kegiatan literasi bagi anak-anak. Mulai dari menggambar, mewarnai, mendongeng, hingga membaca buku. Setelah kegiatan tersebut selesai, beliau jadi memiliki keinginan untuk mengedukasi anak-anak tentang literasi dan seni. Mulailah beliau dan teman-temannya mengumpulkan anak-anak TK hingga SD kurang lebih 30 orang. Akhirnya justru terus berlanjut.

Selain dipicu keinginan mengedukasi, Irfandi juga merasa khawatir dengan bahaya kecanduan gadget yang banyak dialami anak- anak zaman sekarang. Meski di kampungnya tidak ada kasus kecanduan gadget, namun beliau tetap menggerakkan kegiatan ini sebagai bentuk antisipasi supaya anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya terhindar dari kecanduan gadget.

Tak hanya itu, belum adanya tempat ramah anak yang ideal, tempat edukasi, atau kampung tematik yang berbasis literasi dan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo turut memotivasi Irfandi dalam mendirikan KLG dari kantong pribadi hasil usahanya.

Perkembangan Kampung Lali Gadget yang Terus Berlanjut

KLG dalam praktiknya melakukan pemberdayaan pemuda dan masyarakat dari dalam dan luar desa. Para pemuda pemudi yang diberdayakan memiliki tugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, hingga pendamping. Saat ini terdapat lebih dari 100 penggerak dolanan yang diberdayakan dan lebih dari 200. Selain itu, lebih dari 10000 anak sudah mendapatkan manfaat dari bermain dan lebih dari 10000 alat permainan tradisional diedarkan.

KLG memiliki lebih dari 30 tema bermain tradisional yang bisa dieksplorasi. Selain itu ada beberapa program menarik seperti beasiswa bermain, event kreatif, layanan mingguan, paket bermain karakter, konsultasi dan sistensi, hingga elingpiade dan bermain kolosan. Jadi tak heran kalau keunikan Kampung Lali Gadget ini sudah berhasil menarik orang dari 15 provinsi dan 12 negara untuk belajar di KLG. Saat ini, Irfandi juga sedang membangun Omah Mudori yang akan menjadi museum mainan tradisional.

Sederet Penghargaan yang Diraih Oleh Achmad Irfandi

Gagasan KLG ini membawa Irfandi pada sederet penghargaan. Beliau meraih Penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Sidoarjo tahun 2017/2018. Kemudian Pemuda Pelopor Provinsi Jatim di tahun 2020/2021. Ditambah lagi mendapatkan penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021 pada kategori Penggerak Konservasi Budaya melalui Kampung Lali Gadget.

Melihat usaha Irfandi dalam membangun Kampung Lali Gadget ini akan menyadarkan kita bahwa Indonesia tak kekurangan pemuda pemudi yang pandai, kreatif, serta inovatif. Achmad Irfandi berhasil berinovasi untuk mendorong calon pemimpin di masa depan (anak-anak) supaya tidak kecanduan gadget dan terdukasi secara sosial budayanya. Mengurangi atau menghilangkan dampak kecanduan ini tentu tak sama dengan anti gadget karena kita juga harus tetap bersentuhan dengan teknologi dan internet supaya tidak tertinggal.

Sumber referensi pendukung:

E-Book Satu Indonesia Awards 2023

Balai Among

https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01350903/achmad-irfandi-pendiri-kampung-lali-gadget

https://www.radioidola.com/2021/mengenal-achmad-irfandi-penggagas-kampung-lali-gadget-di-sidoarjo/

https://jatim.solopos.com/cerita-achmad-irfandi-gagas-kampung-lali-gadget-agar-anak-tak-kecanduan-gawai-1730600

https://www.instagram.com/kampunglaligadget

Tinggalkan komentar